KOMA HEPATIKUM
BATASAN
Gangguan kesadaran akibat gagal hati
KLASIFIKASI
Stadium koma hepatikum
Stadium I : Perubahan mood, intelektual, dan bicara
Disorientasi, perubahan personalitas, confusious ringan, gangguan tidur
Stadium II : Disorientasi sampai letargi, gangguan perilaku
Stadium III: Pre koma. Stupor tapi masih berespons terhadap rangsang
Inkoheren dan confusion. EEC aktivitas alpha hilang
Stadium IV: Koma, respons terhadap rangsang sangat minimal
Deserebrasi. EEC aktivitas theta lambat dan difus, dan delta
aktivitas. Respons terhadap rangsang nyeri tidak ada atau
minimal.
ETIOLOGI
Hepatitis virus fulminan
Sirosis hepatis
Chronic portal systemic encephalopathy
PATOFISIOLOGI
Patogenesis terjadinya koma hepatikum sering disebabkan oleh 4 keadaan: Fungsi hati ↓ dan gangguan sirkulasi darah pada sistem portal Amonia darah↑
Metabolit abnormal yang berasal dari saluran cerna
Faktor presipitasi, misalnya peningkalan nitrogen, penggunaan obatan (diuretik, narkotik, sedatil), sepsis atau tindakan medis (parasentesis, portosistemik shunt, transfusi)
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis
Masukan protein yang tinggi
Obat-obatan
Dehidrasi
Infeksi
Pemeriksaan fisis
Perdarahan saluran cerna
Parasentesis atau operasi
Gejala penyakit hati
Gejala neuropsikiatrik
Laboratorium
Kadar amonia dan urea darah
Fungsi hati
EEG
PENYULIT
Edema serebral
Gagal ginjal
Gangguan keseimbangan asam basa
Diatesis hemoragik
Infeksi
Gangguan keseimbangan elektrolit
Gangguan respirasi
Kelainan jantung
Pankreatitis
Depresi sumsum tulang
Asites
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
Umum
Perawatan suportif yang intensif
Khusus
1. Menekan kadar amonia darah
2. Dietetik
Makan p.o. setelah koma dapat diatasi, menurut kemampuan, dimulai dengan makanan cair, berangsur-angsur ke makanan padat. Protein dapat diberikan bila kadar amonia darah sudah menurun, mulai dengan 0,5 g/kgbb/hr sampai mencapai 1,5 g/kgbb/hr
Terapi Farmakologi
1.Masukan protein dihentikan Eliminasi kuman usus
a. → enema 1-2x/hr (menggunakan Mg sulfat atau larutan lakt
b. → oral melalui NGT (neomisin 50-100 mg/kgbb/hr dibagi dalam 3 - 4X) selama 5-7 hr, atau laktulosa sirup tiap 4-6 jam
2.Cairan parenteral
a. Glukosa 5-10% 1,5 L/m2/hr
b. Tutofuchsin CH: 1-2 kolf/hr, diperhitungkan dengan kebutuhan jumlah cairan sehari
c. Lamanya pemberian cairan parenteral sampai penderita sadar dan dapat minum
PEMANTAUAN
Kesadaran
Fungsi kardiovaskular
Pernafasan
Pemasukan/pengeluaran cairan dan elektrolit
Kadar urea dan amonia darah
PROGNOSIS
Buruk pada koma yang dalam
Koma hepatikum stadium IV → 60-70% meninggal
Koma hepatikum berulang → angka kematian: Stad II (30%), stad III (60%), stad IV (80%)